Yogyakarta-DRW goes to ponpes part 5! Pada kesempatan kali ini DRW Foundation bersama dengan dr. Wahyu Triasmara mengunjungi Pondok Pesantren Tahfidz khusus Tunarungu di Darul Ashom Yogyakarta. Kunjungan ini diselenggarakan pada Jumat, 1 September 2023 di sore hari selepas sholat Ashar. Kedatangan dr. Wahyu Triasmara bersama dengan tim disambut hangat oleh para pengurus dan juga santri pondok. Terlihat raut yang berseri dari wajah para santri ketika dr. Wahyu Triasmara dan tim berjalan masuk ke dalam pekarangan pondok.
Berbeda dari pondok pesantren yang dikunjungi biasanya, Darul Ashom Yogyakarta merupakan pondok pesantren tahfidz yang diperuntukkan khusus untuk santri yang memiliki hambatan dalam pendengaran atau tunarungu. Pondoknya terletak di Gang Sumatera, Jalan Kayen no. C11/C13, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta, dan telah berdiri sejak tahun 2019 silam. Selama itu, Darul Ashom mendidik para santrinya yang memiliki keterbatasan dalam kemampuan mendengar menggunakan bahasa isyarat. Bahasa isyarat menjadi metode pembelajaran yang diterapkan oleh Ponpes Darus Ashom untuk menghafal Al-Qur’an serta mempelajari pendidikan agama.
Pertemuan silaturrahmi yang istimewa ini sangat mengetuk pintu hati dr. Wahyu Triasmara dan juga tim DRW Foundation. Melihat keantusiasan para santri yang mengikuti acara meskipun dalam keadaan yang terbatas, membuat dr. Wahyu Triasmara dan tim terenyuh. Namun sebelum sesi sambutan, pengurus pondok Darul Ashom memberi perkenalan singkat seputar ponpes Darul Ashom. Kemudian acara silaturrahmi ini dilanjutkan dengan mempersilahkan seorang santri untuk mencontohkan simulasi belajar yang diterapkan sehari-hari. Menggunakan bahasa isyarat yang fasih, seorang santri bernama Harfi unjuk diri dengan membaca Surah Al-Fatihah dengan lancar dan baik. Rupanya santri yang ditunjuk maju tersebut telah menghafal sebanyak 3 juz, sedangkan santri yang paling banyak menghafal di Darul Ashom sudah mencapai 8 juz. Masyaa Allah.
Dalam sambutannya dr. Wahyu Triasmara mengungkapkan jika ia merasa terharu dengan semangat yang dimiliki oleh santri tahfidz tunarungu Darul Ashom. Sehingga ia berharap bahwa kedatangannya dan tim ke Darul Ashom bisa menjadi penyemangatnya untuk belajar dan mentadabburi Al-Quran. Belum lagi setelah melihat secara langsung proses menghafal Al-Quran menggunakan bahasa isyarat yang telah dicontohkan oleh salah satu santri tadi. “Saya terus terang dibuat sangat terkejut karena santri di sini, meskipun dengan keterbatasan dari sisi pendengaran tapi semangat belajar untuk menghafal Al-Quran luar biasa.” ungkapnya.
Acara silaturrahmi dan doa bersama ini disusul dengan pembagian santunan berupa bingkisan sembako dan oleh-oleh untuk para santri tahfidz tunarungu Darul Ashom. Sebanyak 100 santunan diserahkan kepada para santri sebagai bentuk kepedulian dan dukungan dari dr. Wahyu Triasmara dan DRW Foundation. Setelahnya, acara silaturrahmi dan santunan ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh pengurus pondok.
“Ada permintaan dari kami, permintaan yang mudah-mudahan adek-adek semuanya berkenan untuk mengabulkan. Mohon untuk selalu mendoakan kami, mendoakan saya sekeluarga untuk istiqomah dalam beribadah, dalam berjuang di jalan Allah SWT,” tutur dr. Wahyu Triasmara sembari dibantu oleh pengurus pondok untuk menyampaikan kepada santri menggunakan bahasa isyarat.
Diselenggarakannya acara silaturrahmi dan doa bersama ini senantiasa menjadi wujud kepedulian dr. Wahyu Triasmara. Berkolaborasi dengan DRW Foundation, penyaluran santunan ini diharapkan menjadi jembatan dr. Wahyu Triasmara dan keluarga untuk terus istiqomah dalam beribadah kepada Allah SWT. Bukan hanya sekedar berbisnis saja, dengan menggelar program santunan dalam bentuk silaturrahmi dan doa bersama ini juga menjadi niat dakwah dr. Wahyu Triasmara yang didukung oleh tim DRW Foundation.